Benarkah Alam Semesta Terbnetuk Karena BIG BANG?
Rabu, 29 Desember 2021
Tulis Komentar
Pada awalnya, semua tidak ada apa-apa. Kemudian boom. Alam Semesta kita muncul dalam sebuah ledakan cahaya dan energi yang amat sanagt dasyat yang kita yakini bernama Big Bang. Jadi pertanyaanya siapa yang melakukannya?, Seberapa cepat alam semesta mengembang? Akankah Alam Semesta dan segala isinya akan mati? Dan mengapa Alam Semesta kita bisa ada sebelum Big Bang? Mari kita uraikan.
Alam Semesta ini besar, sangat besar. Secara astronomis teori saat ini mengatakan bahwa semuanya dimulai 13,7 miliar tahun yang lalu dan segala sesuatu yang kita lihat sekarang berasal dari titik padat tak terhingga energi dan massanya yang disebut dengan singularitas. Tapi dari mana datangnya singularitas itu?
Teori Big Bang memberi tahu kita bahwa setelah Semesta muncul dari singularitas, ia mulai mengembang dengan cepat. Ini dikenal sebagai fase inflasi kosmik, mula-mulanya ada satu titik cahaya yang seukuran setengah molekul DNA dan Sepersekian detik kemudian, ia akan meluas menjadi 10,6 tahun cahaya karena ledakan dari bigbang. Beginilah cara Alam Semesta yang kita kenal dan cintai hari ini terbentuk.
Namun fluktuasi densitas yang kecil ini menjadi sebuah alasan mengapa kita memiliki galaksi dan bintang. Ketika kita mulai berbicara tentang jarak di luar angkasa, kita dapat menggunakan istilah 'parsec', yaitu jarak 3,26 tahun cahaya. Saat ini, Alam Semesta masih mengembang. Ia berkembang dengan kecepatan 73,5 km/s (45,6 mi/s) per megaparsec. Itu berarti bahwa untuk setiap 3,26 juta tahun cahaya sebuah objek menjauh dari kita, ia bergerak 73,5 km/s (45,6 mi/s) lebih cepat.
Tapi ada masalah. Jika Alam Semesta terus mengembang selama miliaran tahun dan pada titik tertentu, ia bisa menjadi sangat besar dan Semua energi yang berada di dalamnya akan hilang yang kemudian yangterjadi adalah Alam Semesta kita tidak akan ada lagi. Para ilmuwan menyebutnya dengan teori Big Bounce. Ini adalah kombinasi dari Big Bang dan Big Crunch. Big Crunch adalah ketika ekspansi Semesta berjalan terbalik dan Semesta runtuh. Anda dapat mengatakan itu kebalikan dari Big Bang.
Teori Big Bounce mengatakan bahwa Alam Semesta pada akhirnya akan mulai berkontraksi dan ketika itu terjadi, alih-alih mencapai singularitas, ia malah akan menembus ke alam semesta lain yang sedang berkembang. ini seperti membayangkan sebuah balon yang mengembang dan mengerut, dan setiap siklusnya akan menjadi di alam Semesta kita ini dan tentunya akan memulai dari awal lagi. Jadi Anda mungkin bertanya, apa bedanya teori big bounce ini dengan Big Bang? Nah, tentu saja teori ini berbeda, para ilmuwan menebutkannya dengan medan skalar.
Medan skalar akan membuat medan gravitasi memberikan tekanan negatif, menghentikan kontraksi alam semesta kita. Kemudian, ekspansi akan dimulai lagi dari awal lagi. Jika teori ini benar, itu bisa memiliki konsekuensi yang serius bagi alam semesta kita yakni
Pertama, itu bisa berarti bahwa Alam Semesta kita tidak memiliki awal dan akhir, Alam Semesta akan terlahir kembali setiap kali runtuh dan itu akan membuat Alam Semesta kita menjadi terbatas dalam artian runtuhnya dan lahirnya karena masalah waktu dan bukan ukuran.
Semesta bisa muncul sedemikian rupa sehingga tidak ada bintang atau planet yang akan terbentuk. Atau mungkin Alam Semesta akan terbentuk sehingga bentuk kehidupan yang kompleks dapat berkembang
Jadi, jika kita melihat gambaran besarnya, apa artinya semua ini bagi kita? Yah, tidak banyak yang akan berubah dalam kehidupan kita sehari-hari. Semua perubahan akan sangat jauh di masa depan sehingga tidak akan memengaruhi kita, apa pun itu. Ketika berbicara tentang masa depan Semesta, kita hanya tahu sedikit bahwa apa pun bisa terjadi di luar sana tanpa kita sadari karena alam semesta luas.
Belum ada Komentar untuk "Benarkah Alam Semesta Terbnetuk Karena BIG BANG?"
Posting Komentar