Kisah Insfiratif: Dibalik Filosofi Emas dan Tanah

 

Perlu kita ketahui bahwa Tuhan menciptakan kita bukan tanpa alasan. Tuhan menciptakan kita dengan perannya masing-masing kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan tugas kita janganlah terlalu fokus dengan kekurangannya tetapi fokuslah dengan kelebihannya, disaat kita bisa memanfaatkan kelebihan kita maka kita akan lebih mudah menjadi orang yang lebih berguna untuk orang lain begitu adalah hakikat hidup yang semestinya berikut adalah kisah sebongkah emas dan tanah yang dapat kita ambil hikmahnya dalam kehidupan.

Kisah ini adalah cerita fiktif tetapi banyak kebijaksanaan yang dapat kita petik darinya kisah ini dimulai dengan perbincangan antara dua makhluk yang sangat berbeda jauh dari penampilanya yaitu emas dan tanah

Emas berkata kepada tanah

 ''Hai tanah Coba lihat dirimu yang suram dan lemah, Apakah engkau memiliki Cahaya Yang mengkilat seperti aku yang menyilaukan semua mata yang memandang ku?
Apakah engkau berharga seperti aku? kata emas dengan Sombongnya'' 

Dia memandang rendah tanah yang suram dan kecil, tanah menggelengkan kepala dan menjawab
 
''Hai emas, memang aku tidak secemerlang dan memukau seperti dirimu tetapi ketahuilah aku bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan tanaman yang menjadi makanan makhluk lainnya seperti hewan dan manusia. Lihatlah orang-orang itu selalu mendapatkan kakinya kepadaku, Lihatlah orang-orang itu menaruhkan harapannya ke padaku dengan menanamkan biji-bijian kepadaku dengan harapan bisa memetik buah darinya, bahkan hidup dan mati mereka membutuhkan aku, aku dibutuhkan dan bermanfaat bagi banyak orang.

Bagaimana dengan engkau? Apakah engkau memberi manfaat dalam kilauan mu?, mereka hanya mengagumi tetapi tidak berharap apa-apa dari mu!

Dengan penuh kepercayaan diri, si tanah membalas hinaan si emas. Emas pun terdiam seribu bahasa tak bisa berkata lagi.

Percakapan yang sehat tetapi penuh makna, dalam hidup ini banyak orang yang berkarakter seperti emas berharga penuh kegelapan tetapi tidak bermanfaat bagi sesama. mereka hanya muncul sebagai bahan dekorasi pelengkap hiasan dinding semata yang jika kilauannya sudah pudar Jadi kurang berharga.

Sukses dalam karir, rezeki lancar jaya, harta melimpah dan rupawan dalam paras tetapi enggan membantu apalagi peduli sesama adalah bagian dari gaya hidupnya kemana-mana naik mobil mewah rumah megah bertingkat dilengkapi kolam renang pribadi tetapi sesama tetangga tak saling kenal

Tetapi ada juga yang seperti tanah posisi dalam masyarakat biasa saja hidup bersahaja dalam kesederhanaan namun ringan tangan siap membantu siapapun kapanpun gimana pun tak pernah memungut biaya dan meminta balasan atas kebaikan yang dilakukannya baginya balasan hanya datang dari Tuhannya sehingga ia tak butuh balas budi dari manusia 

Maka kehidupan yang fana ini bukan terletak pada seberapa nilainya diri kita tetapi seberapa besar manfaatnya kita bagi sesama percuma jika kita hidup hanya sekedar hidup jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang barulah kita benar-benar bernilai

Seperti halnya tanah yang meskipun terlihat kotor dan kumuh tetapi didalamnya hidup organisme dan di atasnya bisa tumbuh beragam tumbuhan dan memberi ruang bagi manusia dan hewan untuk berpijak apalah gunanya kesuksesan apabila itu tidak membawa manfaat bagi kita keluarga dan orang lain

Apalah arti kemakmuran  bila tidak berbagi dengan yang membutuhkan, Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi disekelilingnya, Apalah arti paras yang menawan jika Hanya Untuk Diumbar semata karena hidup adalah proses Ada saatnya kita memberi dan Ada saatnya kita menerima jika bisa memberi lakukanlah karena tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan di bawah


Belum ada Komentar untuk "Kisah Insfiratif: Dibalik Filosofi Emas dan Tanah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel