Mengapa kita menua lebih lambat jika berada di luar angkasa?
Kamis, 02 Desember 2021
Tulis Komentar
Saat roket melesat secepat 28.200 km/h setinggi 400 KM diatas bumi, astronot menyaksikan 16 matahari terbit dan terbenam setiap hari fenomena ini mereka saksikan sambil melayang-layang di dalam kotak bersama dengan orang lain.Agar bisa bertahan hidup salah satu tantangan terbesar manusia saat berada di luar bumi yaitu tubuh kita akan merasa kurang nyaman.
Tentu saja cuma segelintir orang yang tahu banyak soal ini salah satunya adalah astronot Nasa yang telah menghabiskan waktu hampir setahun di stasiun luar angkasa internasional tepatnya dari tahun 2015-2016.
namanya Scott Kelly seperti astronot lain Scott menjalankan tugasnya sebagai subjek uji dalam penelitian efek perjalanan luar angkasa pada tubuh manusia, tapi bedanya Scott punya kembaran identik bernama Mark yang juga seorang astronot.
Dengan ini para peneliti punya kesempatan langka untuk memantau kedua kembaran. Saat mereka berada dilingkungan yang berlainan salah satu diantara mereka berada di bumi dan satunya lagi 400 KM di atasnya.
Saat Scoot terbang ke luar angkasa dan kakaknya Mark tetap dibumi selisih usia mereka makin bertambah karena Scott menghabiskan lebih banyak waktu di atas orbit dan semua fenomena ini didasarkan pada teori relativitas Einstein.
Menurut Einstein "waktu berlangsung lebih lambat pada objek yang bergerak dari pada benda diam waktu juga berjalan lebih lambat saat jarak kita berdekatan dengan masa gravitasi seperti bumi" dengan kata lain laju kita berbeda-beda makin cepat gerakan kita waktunya malam lambat.
Nah karena Scott sudah terbang ke luar angkasa sambil mengorbit bumi dengan kecepatan 28.200 km/h Mark mendapat tambahan waktu selama 0,005, keduanya lahir dengan selisih waktu 6 detik pada tahun 1964 dan kini jaraknya menjadi 6,00 lima detik.
Penyimpangan waktu seperti ini dinamakan sebagai dilatasi waktu dan Kelly bersaudara bisa memenuhi syarat di kedua aspeknya yaitu kecepatan gerak mereka dalam kaitannya dengan jarak jarak mereka dengan objek besar seperti bumi juga ngaruh Jadi tergantung pada posisi dan kecepatan kita.
Waktu bisa berjalan lebih cepat maupun lebih lambat relatif terhadap posisi orang lain pada ruang dan waktu yang berlainan maka para astronot di stasiun luar angkasa internasional cuma menua sedikit lebih lambat dari pada penghuni bumi.
Tapi kamu enggak perlu repot-repot tinggal di basement biar awet muda kok efeknya gak akan terlihat pada skala sekecil itu kalau kamu menjadi penunggu basement make seumur hidup kamu cuma akan menua seper sekian detik lebih lambat dari pada manusia yang hidup di atas tanah.
Mikirin hal kayak gini bikin otak muter-muter nggak sih, arloji yang terpasang di pergelangan kaki akan lebih lambat dari pada yang berada di pergelangan tangan,
kepalamu akan lebih cepat menua dari pada kakimu orang yang tinggal di atas gunung akan ngerasain waktu yang lebih cepat dari pada mereka yang berada di permukaan laut contoh klasiknya yaitu skenario 2 astronot kembar tadi Scott naik pesawat antariksa dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya
sementara yang lainnya tetap di bumi saat Scott kembali ke bumi dia cuma menua beberapa tahun tapi dia kaget saat tahu kalau kakaknya yang di bumi menua lebih dari 10 tahun tentu enggak ada yang pernah melakukan percobaan ini di kehidupan biasa tapi kebenarannya bisa dibuktiin.
Saat para ilmuwan meluncurkan Jam Atom sorbit mereka punya jam yang identik di bumi dan saat jam yang dari luar angkasa kembali ke bumi waktunya tertera lebih lambat dari jam bumi
kemudian semuanya menjadi lebih rumit karena dilatasi waktu bisa terjadi kapan saja kamu bisa ngebayangin Ya seperti para astronot yang tinggal di SS mereka melayang-layang sekitar 420 KM di atas kita sehingga gaya gravitasi bumi jauh lebih lemah dibanding dipermukaan.
Artinya Waktu mereka bergerak lebih cepat daripada kita yang ada di bumi tapi ISS juga terbang mengitari bumi dengan kecepatan sekitar delapan kilometer perdetik jadi astronot juga mengalami perlambatan waktu daripada manusia di bumi.
Tapi ternyata Mark yang umurnya beberapa milidetik lebih tua dari Scott bisa mengalami kondisi yang lebih menguntungkan dalam jangka panjang kalau waktu Scott di luar angkasa malah bikin tubuhnya lebih cepat rusak,
10 tim sains di penelitian saudara kembar oleh Nasa mempelajari astronot kembar ini sebelum selama dan setelah Dia menghabiskan 340 harinya di luar angkasa mereka juga mengamati fungsi tubuh keduanya serta melakukan tes memori.
Selain itu mereka meneliti gen keduanya untuk mencari tahu perbedaanyang mungkin muncul setelah perjalanan tersebut tim tersebut mengonfirmasi Kalau perjalanan antariksa yang panjang bisa bikin tubuh manusia stres dalam berbagai cara hidup di luar angkasa dapat mengubah gen dan bikin sistem imun tubuh bekerja ekstra sehingga menumpulkan pikiran dan ingatan sebagian.
Besar perubahan yang dialami astronot berpengalaman di luar angkasa akan kembali normal setelah mereka pulang ke bumi tapi enggak semuanya begitu para peneliti menguji skor lagi enam bulan setelah dia kembali ke bumi
Sekitar 91 persen gen yang berubah Enggak kembali ke kondisi normal lagi dan sisanya tetap berada dalam mode luar angkasa tapi sistem imunnya tetap waspada gen perbaikan DNA masih terlalu aktif
dan beberapa kromosomnya masih acak-acakan dan Gak cuma itu aja kemampuan mental si astronot telah menurun dari level sebelum terbang ia lebih lambat dan kurang akurat dalam tes memori jangka pendek dan logika para ilmuwan belum bisa mastin kalau hasil ini memang diakibatkan dari luar angkasa.
Karena pengamatannya baru melibatkan satu orang tapi yang jelas waktu itu relatif jadi begini gambarannya kalau ada jam yang diam di jalanan saat kamu mengemudi dengan kecepatan sangat tinggi dan kamu kebetulan melewati jam ini sambil meliriknya
sekilas lajunya akan lebih lambat atau mungkin benar-benar diam fenomena ini disebabkan oleh kecepatan fungsi mekanik jam berjalan lebih lambat dari mobilmu yang kamu lihat pada jam adalah waktu di masa lalu
sedangkan kamu sudah melewatinya dan sudah berada di masa depan selama percobaan kecepatan tinggi ini kamu nggak menua sama sekali karena semua proses di dalam tubuhmu berjalan pada kecepatan yang sama sepertimu setelah usia tertentu
kondisi tubuh mulai menurun hingga akhirnya berhenti berfungsi fenomena penuaan ini terutama pada manusia disebabkan oleh struktur protein dalam sel yang bernama Shalom er struktur ini melindungi Sel kita agar tidak rusak tapi dengan setiap replikasi sel telomere mulai kehilangan kekuatannya yang disebut panjang telomere jika panjang telomer memendek.
Sampai batas tertentu sel ini menjadi rentan terhadap penyakit bisa dibilang telomere adalah penghitung itu mundur alami dalam tubuh kita yang menentukan kapan masa hidup kita akan habis panjang telomer dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal
seperti stres yang mempercepat penghitung waktu kita eksperimen penelitian Kembar dari Nasa termasuk mendokumentasikan perubahan panjang telomer dari Kelly bersaudara panjang telomere Cut meningkat saat dia di stasiun luar angkasa internasional
sebelum isi keduanya punya panjang telomer yang hampir sama maka kalau kita mengesampingkan beberapa faktor seperti masalah stres mental Kedua saudara Ini kemungkinan akan hidup seumuran Tapi saat Scott mengorbit bumi dalam airnya hampir mencapai 14 setengah persen lebih panjang secara biologis.
Scott beberapa tahun lebih mudah dari kakaknya tapi akhirnya panjang telomere Scott kembali normal Setelah dia kembali ke bumi proses ini menghabiskan waktu hampir 190 hari hingga telurnya kembali ke ukuran semula bak sampel darah dari isss juga dikirim kembali ke bumi
untuk diproses maka daerah tersebut gak bergerak dengan kecepatan isss lagi paradoks ruang dan waktu juga menjelaskan kalau Scott Seharusnya lebih muda saat kembali tapi panjang telomer nya kembali kekeadaan semula.
Seperti sebelum misi sehingga usia Scott kembali sama dengan Mark minimnya gravitasi merupakan penyebab utama dari perubahan besar pada proses penuaan gravitasi punya peranan penting pada kebanyakan sistem tubuh kita
misalnya saja sistem otot-otot lansia cenderung menyusut dan memburuk seiring bertambahnya usia sehingga Jadi kurang fleksibel otot astronot juga mengalami kesamaan karena mereka jarang menggunakannya makanya para astronot yang tinggal di luar angkasa dalam waktu lama menggunakan mesin latihan khusus untuk membantu mengurangi efek ini.
proses serupa juga terjadi pada tulang seiring waktu manusia di Bumi mulai kehilangan massa tulang dan biasanya berkisar antara 1-2 persen pertahun tapi di luar angkasa mereka sangat cepat kehilangan massa tulang dan angkanya mencapai satu hingga dua persen setiap bulan
karena tubuh astronot gak perlu menopang berat badan tulang mereka mulai mengurangi produksi bahan baru lalu meningkatkan jumlah penyerapan tulang lama untungnya sistem kerangka mereka biasanya kembali normal
setelah mereka cukup lama tinggal di bumi kalau Scott terlindung dari semua bahaya luar angkasa seperti radiasi saat mengorbit di SS maka dia akan hidup lebih lama dari Mark meski menyimpan 0,005 detik sang astronot masih mengalami beberapa gejala proses penuaan.
Jadi kalau kamu pengen berlama-lama liburan usahakan tetap berada di dekat bumi dan bergerak super cepat weekend memang ga akan terasa lebih lama tapi sebetulnya kamu bisa mendapat tambahan seper sekian detik tapi kamu enggak perlu jauh-jauh ke luar angkasa kok untuk melakukan eksperimen kecil ini
Belum ada Komentar untuk "Mengapa kita menua lebih lambat jika berada di luar angkasa?"
Posting Komentar