Apakah Parker Solar Probe NASA Benar-Benar Menyentuh Matahari
Minggu, 16 Januari 2022
Tulis Komentar
Selama bertahun-tahun, manusia telah mengenal tata surya dengan cukup baik mulai dari bagian dalam tata surya, planet terestrial, raksasa gas dan sabuk asteroid yang membelah di tengah-tengah mereka. Namun salah satu misteri terbesar dalam tata surya yang masih tetap menjadi perdebatan adalah matahari yang sebagai jantungnya tata surya
Kita tahu bahwa matahari adalah sumber energi yang luar biasa besar yang memiliki fungsi sebagai penyedia kehidupan untuk Bumi. Akan tetapi masih banyak pertanyaan lainnya yang belum kita ketahui tentang matahari, seperti kenapa permukaan matahari selalu meledak-ledak, Apa yang terkandung di dalam matahari dan masih banyak lagi yang mungkin sudah ada jawabannya namun belum begitu sangat detail.
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka NASA telah meluncur Parker Solar Probe sebagai salah satu misi NASA yang paling unik dan menarik belakangan ini. Sementara begitu banyak wahana antariksa cenderung keluar dari Bumi untuk menjelajahi tata surya lainnya. Maka Probe lebih memilih untuk meneliti matahari.
Parker diluncurkan pada tanggal 12 Agustus 2018 dan dengan cepat dapat mendekati matahari yang semulanya misi ini direncanakan sampai di target dalam waktu 7 Tahun. Meskipun matahari adalah target utama penelitiannya, ia tidak seolah-olah langsung menuju ke sana dengan jalan lurus. Sebaliknya, dalam perjalananya Parker menggunakan beberapa bantuan gravitasi di sekitar Venus.
Ini berarti bahwa ia telah memotong jalur orbit untuk dengan cepat sampai ke pusat tata surya, menggunakan bantuan medan gravitasi Venus dan ini mirip dengan sistem ayunan atau ketapel. Pada tanggal 29 Oktober 2018, hanya sebelas minggu setelah parker meninggalkan Bumi, Parker merupakan satelit yang posisinya akan di targetkan lebih dekat ke matahari daripada objek buatan lainnya dan Parker ini merupakan salah satu satelit yang bisa mengalahkan pendahulunya yakni wahana Helios 2, yang di luncurkan pada tahun 1976.
Sejak saat itu, parker telah bergerak semakin dekat dengan matahari dan banyak melewatkan kejadian-kejadian unik di alam semesta. Hingga pada bulan Desember 2021 tersiar kabar bahwa Parker telah menyelesaikan salah satu tujuan misinya yang paling berani untuk meneliti matahari.
Untuk memahami apa artinya ini, pertama-tama kita harus melihat bagaimana matahari bisa terstruktur. Bintang kita mungkin terlihat seperti bola api yang menyala, tetapi sebenarnya matahari terdiri dari beberapa lapisan, diantaranya dibagian paling tengah ada inti, di atasnya ada zona radiasi tempat energi dilepaskan selama milyaran tahun dan kemudian ada zona konveksi, yang mengalirkan energi itu ke permukaan.
Meskipun matahari tidak memiliki permukaan padat seperti planet-planet terestrial lainnya, Karena matahari adalah benda gas yang memiliki kromosfer dan berada sedikit di atas fotosfernya yang di mana akan menyebabkan suhu matahari menjadi naik untuk keluar dan kemudian ada wilayah transisi yaitu zona tipis yang menandai kenaikan suhunya.Terakhir ada korona yang menyelimuti semua lapisan luar atmosfer yang tipis namun sangat panas, suhunya sekitar 900.000 derajat Fahrenheit.
Dan di sinilah Parker Solar Probe berada, itulah mengapa probe di klaim telah menyentuh matahari. Parker pertama kali menembus bagian korona pada tanggal 28 April 2021. Menurut NASA, wahana tersebut terbang melalui atmosfer bagian atas matahari (korona) yang kemudian Parker akan bertugas untuk mengambil sampel partikel dan mengukur medan gaya magnet matahari.
Beberapa Agency menganggap misi Probe ini sebagai "momen monumental" yang merupakan satu lompatan besar bagi ilmu Astronomi. Ini merupakan terobosan yang sangat penting karena sampai sekarang manusia hanya dapat mempelajari matahari dari jauh, tetapi berkat misi ini manusia mulai dengan mudah untuk mengumpulkan data dan bukti langsung dari bintang itu sendiri.
Korona matahari pada dasarnya tidak bisa terlihat oleh mata kita dalam kondisi biasa, meskipun kita sudah tahu dia itu ada di sana (dimatahari). Jadi Parker benar-benar bisa memberi bukti atas misteri yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Selama temuanya itu, Parker hanya menghabiskan beberapa jam saja di korona matahari untuk hal ini.
Para ilmuwan berharap agar Parker bisa mengumpulkan lebih banyak informasi secara bertahap selama beberapa bulan mendatang. Setelah mengumumkan pencapaian terbaru dari Parker, Thomas Zurbuchen salah satu administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains di NASA HQ di Washington mengatakan bahwa Parker tidak hanya akan memberi kita wawasan yang lebih dalam tentang evolusi Matahari kita
akan tetapi juga mengajarkan kita lebih banyak tentang bintang-bintang di seluruh alam semesta.
Salah Satu informasi yang juga di berikan oleh parker adalah permukaan kritis Alfve yang merupakan batas antara korona dan tata surya lainnya. Sementara angin matahari yang mengandung partikel matahari yang menyebar ke seluruh sistem tata surya, dengan semburan matahari membawa ancaman tertentu ke Bumi dan planet-planet lain di sekitarnya.
Ada semacam tepi yang berada di luar matahari yang berfungsi sebagai tempat panggilan terakhir sebelum partikel matahari menarik dirinya dari gravitasinya sendiri dan kemudian dilepaskan menjadi angin matahari. Namun Parker dilaporkan telah menemukan bahwa tepi luar permukaan kritis Alfven itu bentuknya tidak bulat dan seragam, tetapi bentuknya bergerigi.
Properti lain yang dilmiliki oleh matahari yang telah mendapatkan analisis lebih dalam dari Parker adalah switchbacks. Ini merujuk pada pola berulang dalam angin matahari yang dilepaskan oleh bintang, yang dimana gelombang matahari sebelum keluar tampak menggandakan dirinya. Hal ini akan menghasilkan efek riak dan zig-zag yang stabil dan para ilmuwan masih belum sepenuhnya yakin mengapa matahari melakukan ini.
Maka Parker lah yang pertama kali memberikan bukti langsung tentang reaksi-reaksi yang matahari munculkan ini, selama penerbangan ke matahari tepatnya pada tahun 2019 Kontribusi Parker yang lebih terbaru adalah tampaknya parker menemukan bahwa peralihan berasal lebih dekat ke permukaan matahari daripada yang diduga semula.
Untuk mengenal matahari lebih jauh, Parker Solar Probe terus menerus melakukan terobosan baru. Pada April 2021, ketika Parker pertama kali menembus Corona, jaraknya masih sekitar 8,1 juta mil dari permukaan matahari itu sendiri. Kemudian parker berjalan lebih dekat lagi hingga dalam jarak 6 juta mil. Namun, di tahun-tahun mendatang, saat wahana ini terus mengorbit matahari jarak tersebut diprediksi akan dipotong lagi menjadi hanya 3,8 juta mil.
Di akhir perjalanan unik Parker dalam melintasi ruang angkasa, kita akan belajar lebih banyak lagi tentang tata surya dan bintang di pusatnya. Sementara sebagian besar misi luar angkasa lainnya melihat ke luar tata surya dengan keajaiban di seluruh alam semesta, dengan adanya Parker NASA telah menjawab untuk memahami apa yang pada akhirnya menjadi salah satu lokasi terpenting di semua kosmos dari sudut pandang kita.
Kita tahu bahwa matahari tidak akan berada di sana selamanya, bahwa mungkin dalam waktu sekitar satu miliar tahun kemungkinan besar akan matahari menjadi sangat panas dan tentunya akan mengancam kehidupan di Bumi. Dalam perjalanan untuk berkembang menjadi raksasa merah dalam matahari membutuhkan waktu sekitar lima miliar tahun.
Kita tahu bahwa matahari adalah sumber energi yang luar biasa besar yang memiliki fungsi sebagai penyedia kehidupan untuk Bumi. Akan tetapi masih banyak pertanyaan lainnya yang belum kita ketahui tentang matahari, seperti kenapa permukaan matahari selalu meledak-ledak, Apa yang terkandung di dalam matahari dan masih banyak lagi yang mungkin sudah ada jawabannya namun belum begitu sangat detail.
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka NASA telah meluncur Parker Solar Probe sebagai salah satu misi NASA yang paling unik dan menarik belakangan ini. Sementara begitu banyak wahana antariksa cenderung keluar dari Bumi untuk menjelajahi tata surya lainnya. Maka Probe lebih memilih untuk meneliti matahari.
Parker diluncurkan pada tanggal 12 Agustus 2018 dan dengan cepat dapat mendekati matahari yang semulanya misi ini direncanakan sampai di target dalam waktu 7 Tahun. Meskipun matahari adalah target utama penelitiannya, ia tidak seolah-olah langsung menuju ke sana dengan jalan lurus. Sebaliknya, dalam perjalananya Parker menggunakan beberapa bantuan gravitasi di sekitar Venus.
Ini berarti bahwa ia telah memotong jalur orbit untuk dengan cepat sampai ke pusat tata surya, menggunakan bantuan medan gravitasi Venus dan ini mirip dengan sistem ayunan atau ketapel. Pada tanggal 29 Oktober 2018, hanya sebelas minggu setelah parker meninggalkan Bumi, Parker merupakan satelit yang posisinya akan di targetkan lebih dekat ke matahari daripada objek buatan lainnya dan Parker ini merupakan salah satu satelit yang bisa mengalahkan pendahulunya yakni wahana Helios 2, yang di luncurkan pada tahun 1976.
Sejak saat itu, parker telah bergerak semakin dekat dengan matahari dan banyak melewatkan kejadian-kejadian unik di alam semesta. Hingga pada bulan Desember 2021 tersiar kabar bahwa Parker telah menyelesaikan salah satu tujuan misinya yang paling berani untuk meneliti matahari.
Untuk memahami apa artinya ini, pertama-tama kita harus melihat bagaimana matahari bisa terstruktur. Bintang kita mungkin terlihat seperti bola api yang menyala, tetapi sebenarnya matahari terdiri dari beberapa lapisan, diantaranya dibagian paling tengah ada inti, di atasnya ada zona radiasi tempat energi dilepaskan selama milyaran tahun dan kemudian ada zona konveksi, yang mengalirkan energi itu ke permukaan.
Meskipun matahari tidak memiliki permukaan padat seperti planet-planet terestrial lainnya, Karena matahari adalah benda gas yang memiliki kromosfer dan berada sedikit di atas fotosfernya yang di mana akan menyebabkan suhu matahari menjadi naik untuk keluar dan kemudian ada wilayah transisi yaitu zona tipis yang menandai kenaikan suhunya.Terakhir ada korona yang menyelimuti semua lapisan luar atmosfer yang tipis namun sangat panas, suhunya sekitar 900.000 derajat Fahrenheit.
Dan di sinilah Parker Solar Probe berada, itulah mengapa probe di klaim telah menyentuh matahari. Parker pertama kali menembus bagian korona pada tanggal 28 April 2021. Menurut NASA, wahana tersebut terbang melalui atmosfer bagian atas matahari (korona) yang kemudian Parker akan bertugas untuk mengambil sampel partikel dan mengukur medan gaya magnet matahari.
Beberapa Agency menganggap misi Probe ini sebagai "momen monumental" yang merupakan satu lompatan besar bagi ilmu Astronomi. Ini merupakan terobosan yang sangat penting karena sampai sekarang manusia hanya dapat mempelajari matahari dari jauh, tetapi berkat misi ini manusia mulai dengan mudah untuk mengumpulkan data dan bukti langsung dari bintang itu sendiri.
Korona matahari pada dasarnya tidak bisa terlihat oleh mata kita dalam kondisi biasa, meskipun kita sudah tahu dia itu ada di sana (dimatahari). Jadi Parker benar-benar bisa memberi bukti atas misteri yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Selama temuanya itu, Parker hanya menghabiskan beberapa jam saja di korona matahari untuk hal ini.
Para ilmuwan berharap agar Parker bisa mengumpulkan lebih banyak informasi secara bertahap selama beberapa bulan mendatang. Setelah mengumumkan pencapaian terbaru dari Parker, Thomas Zurbuchen salah satu administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains di NASA HQ di Washington mengatakan bahwa Parker tidak hanya akan memberi kita wawasan yang lebih dalam tentang evolusi Matahari kita
akan tetapi juga mengajarkan kita lebih banyak tentang bintang-bintang di seluruh alam semesta.
Salah Satu informasi yang juga di berikan oleh parker adalah permukaan kritis Alfve yang merupakan batas antara korona dan tata surya lainnya. Sementara angin matahari yang mengandung partikel matahari yang menyebar ke seluruh sistem tata surya, dengan semburan matahari membawa ancaman tertentu ke Bumi dan planet-planet lain di sekitarnya.
Ada semacam tepi yang berada di luar matahari yang berfungsi sebagai tempat panggilan terakhir sebelum partikel matahari menarik dirinya dari gravitasinya sendiri dan kemudian dilepaskan menjadi angin matahari. Namun Parker dilaporkan telah menemukan bahwa tepi luar permukaan kritis Alfven itu bentuknya tidak bulat dan seragam, tetapi bentuknya bergerigi.
Properti lain yang dilmiliki oleh matahari yang telah mendapatkan analisis lebih dalam dari Parker adalah switchbacks. Ini merujuk pada pola berulang dalam angin matahari yang dilepaskan oleh bintang, yang dimana gelombang matahari sebelum keluar tampak menggandakan dirinya. Hal ini akan menghasilkan efek riak dan zig-zag yang stabil dan para ilmuwan masih belum sepenuhnya yakin mengapa matahari melakukan ini.
Maka Parker lah yang pertama kali memberikan bukti langsung tentang reaksi-reaksi yang matahari munculkan ini, selama penerbangan ke matahari tepatnya pada tahun 2019 Kontribusi Parker yang lebih terbaru adalah tampaknya parker menemukan bahwa peralihan berasal lebih dekat ke permukaan matahari daripada yang diduga semula.
Untuk mengenal matahari lebih jauh, Parker Solar Probe terus menerus melakukan terobosan baru. Pada April 2021, ketika Parker pertama kali menembus Corona, jaraknya masih sekitar 8,1 juta mil dari permukaan matahari itu sendiri. Kemudian parker berjalan lebih dekat lagi hingga dalam jarak 6 juta mil. Namun, di tahun-tahun mendatang, saat wahana ini terus mengorbit matahari jarak tersebut diprediksi akan dipotong lagi menjadi hanya 3,8 juta mil.
Di akhir perjalanan unik Parker dalam melintasi ruang angkasa, kita akan belajar lebih banyak lagi tentang tata surya dan bintang di pusatnya. Sementara sebagian besar misi luar angkasa lainnya melihat ke luar tata surya dengan keajaiban di seluruh alam semesta, dengan adanya Parker NASA telah menjawab untuk memahami apa yang pada akhirnya menjadi salah satu lokasi terpenting di semua kosmos dari sudut pandang kita.
Kita tahu bahwa matahari tidak akan berada di sana selamanya, bahwa mungkin dalam waktu sekitar satu miliar tahun kemungkinan besar akan matahari menjadi sangat panas dan tentunya akan mengancam kehidupan di Bumi. Dalam perjalanan untuk berkembang menjadi raksasa merah dalam matahari membutuhkan waktu sekitar lima miliar tahun.
Belum ada Komentar untuk "Apakah Parker Solar Probe NASA Benar-Benar Menyentuh Matahari"
Posting Komentar