Penyebab Rusia Berkonflik Dengan Ukraina Hingga Di Isukan Akan Menjadi Perang Dunia Ke 3
Selasa, 15 Februari 2022
Tulis Komentar
Sejak awal 2022 Rusia telah mengerahkan hingga lebih dari 100.000 pasukannya di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina dan ini dianggap sebagai ancaman keamanan oleh NATO dan AS. Panglima Angkatan Bersenjata Rusia menyatakan partainya tidak ingin menaklukkan Ukraina dan kehadiran militer berada di dalam wilayah Federasi Rusia itu sendiri oleh karena itu tidak perlu memberi tahu negara lain.
Rusia menganggap NATO dipimpin oleh AS telah menganggap serius kegiatan rutin pelatihan militer Rusia dan menyebarkan propaganda ke media internasional. Tetapi Rusia juga memperingatkan akan merespons jika Ukraina bersama dengan kekuatan barat memulai tindakan apa pun untuk sepenuhnya mengontrol wilayah konflik di perbatasan Timur, yaitu Donbas dan merebut kembali Krimea dari Rusia. Jika konflik berubah menjadi perang itu akan mengakibatkan kehancuran properti yang menghancurkan serta hilangnya hingga 50.000 nyawa warga sipil tak berdosa.
Gerakan Militer Rusia dan NATO yang Bangkit Sejak 2021, Rusia telah mulai memindahkan pasukan dan membangun pemukiman permanen di daerah perbatasan panas terutama di bagian yang berkonflik di Ukraina Timur. Rusia mulai menambah jumlah pasukan mulai Maret 2021 dan di akhir tahun 2021 lebih banyak gerakan militer Rusia terlihat mendekati perbatasan Ukraina serta ada juga mesin dan peralatan militer yang dipindahkan dari Rusia Timur Jauh.
Menurut penilaian dari intelijen AS ada 83 batalyon pasukan Rusia di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina yang naik dari 60 Januari lalu. Tindakan ini tampaknya menunjukkan Rusia sedang mempersiapkan kekuatan militer untuk memulai penaklukan besar-besaran atas Ukraina. Saat ini ada 130.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina-Rusia dan angkanya bisa mencapai 175.000 dalam beberapa minggu ke depan.
Selain itu, satelit milik AS melacak pergerakan pasukan Rusia yang besar sejak Perang Dingin dengan latihan militer yang disebut 'Union Resolve 2022' diadakan pada 10-20 Februari 2022 di Belarus. Kementerian Pertahanan Rusia memberi tahu Sistem rudal S-400 sistem rudal nuklir Iskander dan jet tempur Su-25 digunakan dalam latihan militer semacam itu.
Rusia juga menggerakkan senjata generasi terbaru yaitu pesawat tempur MiG-31K dilengkapi dengan rudal hipersonik ke kota Kaliningrad, Rusia Menurut para ahli dari China saat ini AS dan NATO tidak memiliki kemampuan untuk mencegat rudal hipersonik ini yang dapat mencapai target sejauh 2000km dan pangkalan angkatan udara Rusia di Kaliningrad memberikan keuntungan geostrategis untuk menghadapi ancaman dari hampir semua negara anggota NATO.
Selain itu, lebih dari 95% peluncur nuklir juga milik Rusia ditempatkan dalam keadaan siap jika terjadi serangan ke Rusia. Beberapa kapal perang Rusia juga telah memasuki Laut Hitam dan administrasi di Kremlin menyatakan 140 kapal dimobilisasi di berbagai daerah untuk tujuan pelatihan militer Pada saat ini, Rusia sudah mencapai 70% dari kekuatan militernya jika ingin menaklukkan Ukraina.
Di pihak AS dan NATO meskipun menyatakan untuk tidak berperang di Ukraina mereka juga mengirim senjata, pasukan, dan melakukan misi pelatihan militer di Ukraina. Kapal induk AS Harry S. Truman juga pindah ke laut Mediterania sejak Desember 2021. Pada 24 Januari 2022, Pentagon telah menyelesaikan 8.500 pasukan untuk dikirim ke negara-negara NATO di Eropa Timur seperti Rumania dan Polandia.
Ada sekitar 70.000 tentara tetap AS di Eropa dan setengah dari jumlah itu ditempatkan di Jerman dan dapat dikerahkan ke negara anggota NATO mana pun saat ini. Upaya Diplomasi Terlihat Tidak Berhasil Beberapa analisis dari barat menyatakan upaya diplomatik yang dilakukan sejak beberapa bulan lalu, tidak berhasil dan pertempuran akan terjadi dalam waktu dekat.
Jika perang terjadi biaya ekonomi sangat besar dan krisis kemanusiaan terburuk di Eropa akan terjadi. Perang juga hanya akan menurunkan dukungan rakyat Rusia terhadap Presiden Putin setelah berbagai sanksi internasional lainnya dijatuhkan pada negara tersebut. Putin menyatakan AS hanya ingin menghilangkan kekuatan dan pengaruh Rusia serta memberlakukan pembatasan baru yang lebih ketat dengan menjadikan Ukraina sebagai alasan.
AS dan NATO tidak peduli dengan tuntutan penting dari Rusia pada masalah keamanan regional. Pasukan Rusia sedang bersiap dari utara, selatan, dan timur Ukraina memberikan berbagai kemungkinan cara serangan terjadi dan situasi terburuk adalah ibukota Kiev bisa ditangkap oleh Rusia. Saat ini, ada ratusan ribu tentara juga tim medis siap di perbatasan persediaan amunisi dan senjata yang berlimpah, senjata artileri berat ditempatkan di daerah-daerah penting, sistem pertahanan darat, udara dan laut yang paling modern dikerahkan, dan pasukan khusus Rusia menyelinap ke Ukraina.
Klaim Rusia Terhadap NATO Kebuntuan dalam pembicaraan diplomatik dari sisi internasional dalam krisis ini mengancam masa depan Ukraina. Krisis Ukraina digunakan sebagai cara untuk memperkuat pengaruh Rusia di Eropa dan secara global dan akan menjadi warisan Presiden Putin. Tidak ada yang dianggap enteng bagi Putin dan dia bisa bertindak agresif untuk menaklukkan Ukraina.
Misi terbesar Rusia tidak hanya di Ukraina tetapi menjadi kekuatan penting dalam masalah keamanan Eropa. Klaim utama Rusia juga agar NATO tidak memperluas pengaruhnya ke Eropa Timur dan negara-negara bekas Uni Soviet. Ukraina memiliki hubungan dekat dengan Rusia dari sudut pandang sejarah dan masih dalam lingkup pengaruh Moskow penting tapi di akhir tahun 2013 Orang-orang Ukraina turun untuk berdemonstrasi di ibukota Kiev, dalam Revolusi Maidan.
Keberhasilan revolusi ini juga mengakibatkan Rusia mengambil langkah untuk mengambil Wilayah Krimea dari Ukraina pada tahun 2014. Keputusan Ukraina untuk menutup dengan barat menyebabkan Rusia mengirim bantuan kepada kelompok-kelompok separatis di perbatasan timur Wilayah Donbass untuk memprovokasi ketidakstabilan dan perang saudara.
Ukraina telah mengajukan aplikasi untuk bergabung dengan NATO sejak 2008 dan belum diterima sebagai anggota penuh. Rusia mengkritik tindakan AS dan NATO saat ini mengirim bantuan militer ke Ukraina dan menyatakan partisipasi Ukraina di NATO, adalah garis merah perang dan akan menghasilkan perlawanan besar dari Rusia.
Selain itu, Rusia menginginkan semua kekuatan pertahanan dari NATO dan AS menarik diri dari negara-negara di Eropa Timur yang bergabung dengan NATO setelah 1997. Ini untuk memulihkan stabilitas keamanan dan geopolitik di kawasan. Permintaan ini ditolak oleh NATO dan AS dengan alasan bahwa itu hanya akan memveto Putin. Apa kemungkinan Ukraina diserang oleh Rusia?
Jajak pendapat di berbagai institusi akademik di AS tentang kemungkinan aksi militer Rusia di wilayah Ukraina menemukan 56% dari 362 responden merasa Rusia akan terus maju selama 5 tahun ke depan. 73% responden juga menyatakan AS perlu mengirim bantuan militer ke Ukraina dan 41% menginginkan serangan dunia maya dilakukan terhadap militer Rusia.
Sejak pertempuran pertama pecah di Ukraina Timur Rusia mengambil langkah dengan hanya mengirim sekelompok kecil pasukan dari Rusia agar tidak terlihat terlibat langsung. Ketegangan sekarang meningkat di Ukraina Timur ketika Rusia juga menuduh militer Ukraina bersama NATO sedang merencanakan serangan besar-besaran dan pembersihan etnis di Donbas.
AS menuduh Rusia menyerang menggunakan 'Drone' di wilayah Donbas. Kedua belah pihak saling menuduh satu sama lain yang bisa dijadikan alasan untuk lebih agresif dan pecahnya serangan bersenjata.
Kesimpulannya, Putin dan pemerintahannya di Kremlin telah menekankan bahwa tidak akan menaklukkan Ukraina namun, apakah Putin ingin mendirikan New Russia Return? yaitu reunifikasi wilayah Ukraina yang penduduknya berbicara bahasa Rusia. Bagi Rusia, Ukraina sangat penting dan tidak bisa memastikan dimana sebenarnya 'garis merah' perang dalam konflik ini serta pihak mana yang akan melewatinya terlebih dahulu.
Belum ada Komentar untuk "Penyebab Rusia Berkonflik Dengan Ukraina Hingga Di Isukan Akan Menjadi Perang Dunia Ke 3"
Posting Komentar