Kenapa Ukraina Tidak Jadi Gabung Dengan Nato
Minggu, 03 April 2022
Tulis Komentar
Seperti yang diketahui Rusia menempatkan ratusan ribu pasukannya di perbatasan Ukraina dan telah mulai menyerang negara-negara berpenduduk padat sebanyak 43 juta orang pada 24 Februari 2022.
Penyebab utama krisis ini diyakini karena keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO yang merupakan aliansi pertahanan militer yang terdiri dari negara-negara Eropa dan dipimpin oleh AS.
Pada awal krisis dimulai tidak ada pihak yang mengirim bantuan militer untuk membantu Ukraina mempertahankan negaranya dan tentara Ukraina dibiarkan sendiri untuk melawan tentara Rusia. Tapi sejak 1 Maret 2022 Ukraina tampaknya sudah mulai menerima bantuan dari NATO dan Uni Eropa (UE).
Jadi, dalam artikel ini, kita akan melihat mengapa Ukraina lambat mendapatkan bantuan dari luar terutama dari AS dan mengapa Ukraina masih tidak bergabung dengan NATO.
Sejak dahulu kala pemerintah atau negara yang merasa berkuasa menggunakan perang untuk memperluas pengaruh atau bahkan menjatuhkan ancaman yang dianggap perlu. Apakah kita melihat perang sebagai kebutuhan yang tak terhindarkan atau hanya tindakan sembrono membuang-buang waktu ketika terjadi konflik dan perang antara dua pihak atau lebih peradaban manusia sudah memiliki etika dan hukum perang yang perlu diikuti oleh pihak-pihak yang terlibat.
Krisis Ukraina-Rusia yang memburuk sejak awal 2022 telah mengecewakan dunia. Situasi di Ukraina menjadi semakin tegang ketika 100.000 tentara Rusia ditempatkan di perbatasan negara.
Situasi ini adalah yang paling pahit dalam 30 tahun sejarah Ukraina yang terjebak dalam konflik antara Rusia dan AS serta sekutu Eropanya. Ukraina terlihat membelakangi Rusia dan mendukung aliansi Barat yaitu NATO dan Uni Eropa menjadi salah satu penyebab awal krisis besar ini.
Presiden Ukraina, Zelensky diangkat pada 2019 telah mendesak NATO untuk menerima keanggotaan Ukraina sebagai anggota asosiasi. Bahkan Presiden AS Joe Biden terlihat berkomitmen untuk mendukung Ukraina dan mengutuk serangan Rusia tapi dia berulang kali mengklaim itu negara tersebut belum cukup memenuhi syarat untuk bergabung dengan NATO.
Ukraina, di sisi lain, sangat penting bagi Rusia secara historis geografis dan sosial. Sejarah negara Rusia, Ukraina dan Belarusia sendiri dimulai dari garis keturunan yang sama dari kerajaan masa lalu Kievan Rus. Ini adalah impian terbesar Putin untuk menyatukan kembali jejak garis ini setelah jatuhnya Uni Soviet sehingga kejayaan Rusia dapat dipulihkan.
Dalam hal geografi Ukraina sangat penting karena menjamin akses ke Laut Hitam yang dapat digunakan sepanjang tahun berbeda dengan akses Laut Utara yang hanya dapat dilalui pada waktu-waktu tertentu karena lapisan es. Untuk orang Rusia, mereka tidak punya banyak pilihan jika mereka ingin menjamin keamanan dan kedaulatan negaranya.
Mengapa Ukraina tidak bergabung dengan NATO?
Perang Rusia-Ukraina yang telah dimulai pada Februari 2022 sepertinya masih belum ada habisnya. Ada pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden Ukraina negaranya akan melawan agresi Rusia dan tidak akan menyerah atau mengaku kalah menghidupkan kembali krisis.
Ukraina terlihat semakin antusias dalam menegakkan harkat dan martabat negaranya lagi-lagi sekarang mereka sudah mulai mendapatkan bantuan dari berbagai pihak termasuk dari Uni Eropa dan NATO. NATO adalah aliansi militer antara 28 negara Eropa dan dua negara Amerika Utara didirikan setelah Perang Dunia II pada tanggal 4 April 1949.
Setelah jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 Ukraina telah menjalin hubungan resmi dengan NATO setahun kemudian. Namun, negara itu tidak diterima sebagai anggota NATO meskipun masih menarik sampai sekarang.
Jika Ukraina adalah anggota NATO aliansi itu otomatis bertanggung jawab untuk mempertahankannya dari Rusia maupun musuh lainnya. Jadi masalahnya adalah mengapa NATO masih tidak menerima Ukraina sebagai anggotanya padahal awalnya NATO sendiri yang melamar ke negara itu?
Amerika Serikat ragu-ragu untuk memperluas komitmen militernya Setelah runtuhnya Uni Soviet AS berhasil mendesak NATO untuk menerima Polandia, Hungaria dan Republik Ceko sebagai anggota pada akhir 1990-an. Namun, setelah dua dekade perang di Irak dan Afghanistan Antusiasme AS untuk memperluas aliansi NATO menjadi lebih lambat.
Pada tahun 2004 tujuh negara Eropa Timur bergabung dengan NATO. Sedangkan pada tahun 2008 Presiden George W. Bush sendiri telah mendesak NATO untuk menerima Ukraina dan Georgia sebagai anggota tetapi koalisi tidak pernah menawarkan rencana aksi formal atau langkah-langkah yang perlu diambil kedua negara untuk menjadi anggota.
Ukraina perlu memperbaiki sistem politik dan hukumnya Untuk memenuhi salah satu dari tiga kriteria utama menjadi anggota NATO adalah negara Eropa harus menunjukkan komitmen terhadap demokrasi kebebasan individu dan dukungan untuk supremasi hukum.
Meskipun Ukraina menyatakan bahwa mereka telah memenuhi kriteria itu beberapa pemimpin Amerika dan Eropa lainnya berpikir sebaliknya. Dalam analisis pada tahun 2020 oleh Transparency International yaitu badan pengawas antikorupsi Ukraina berada di peringkat 117 dari 180 negara dalam indeks korupsi pada posisi terendah antara negara-negara anggota NATO.
Karena itu Ukraina didesak untuk melakukan transisi yang lebih baik ke sistem demokrasi menangani korupsi reformasi ekonomi dan stabilitas demokrasi sebelum diterima sebagai anggota NATO. Tidak mendapat dukungan penuh dari anggota NATO
Sementara NATO sedang mencoba untuk mengembangkan sayapnya dengan mengadopsi kebijakan "pintu terbuka" untuk negara mana pun yang bergabung tapi itu tidak semudah yang Anda bayangkan.
Selain harus memiliki kualifikasi dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan partisipasi suatu negara dalam NATO harus mendapatkan persetujuan bulat dari semua anggotanya terutama dari negara yang kuat. Sebelumnya, negara adidaya seperti Prancis dan Jerman pernah menentang masuknya Ukraina ke dalam aliansi.
Jadi, Ukraina sendiri gagal memenuhi kriteria ketiga menjadi anggota NATO yaitu, mendapatkan persetujuan dari semua 30 negara anggota. Uni Eropa, NATO dan bantuan asing Pada 1 Maret 2022 Uni Eropa telah menyetujui rencana bantuan militer untuk Ukraina dan bermaksud untuk memaksakan beberapa tindakan terhadap Rusia.
Menurut UE, tindakan tersebut dijelaskan akan merugikan Rusia. Melalui pernyataan yang dikeluarkan oleh UE pihaknya menyetujui bantuan dengan menyediakan peralatan dan pasokan untuk militer Ukraina termasuk senjata senilai 500 juta Euro.
Selain itu, negara-negara anggota UE juga akan menutup wilayah udara mereka ke Rusia dan melarang transaksi mereka dengan bank dari negara tersebut. Sementara itu Uni Eropa juga menuntut Rusia untuk segera menghentikan operasi militer dan memanggil kembali semua pasukan serta peralatan militer tanpa syarat dari seluruh Ukraina.
Namun, menurut analis bantuan militer yang diberikan oleh NATO dan Uni Eropa diperkirakan akan memperumit situasi krisis. Tidak hanya itu banyak negara termasuk negara netral seperti Swedia juga telah mulai mengirim pasukan serta bantuan kemanusiaan ke Ukraina.
Kesimpulannya, krisis antara Ukraina dan Rusia sehingga mengarah ke perang sebenarnya sudah diharapkan sejak tahun lalu lagi. Konflik ini berawal dari kesalahpahaman antara kedua negara yang pada gilirannya menyebabkan orang menjadi korban.
Sampai saat ini, tampaknya Rusia menerima dampak terburuk tindakannya dalam menyerang Ukraina. Rusia kini menjadi negara yang paling banyak menerima sanksi dari dunia mengikuti konflik.
Belum ada Komentar untuk "Kenapa Ukraina Tidak Jadi Gabung Dengan Nato"
Posting Komentar