Penyebab Naiknya Harga Kebutuhan Sehari - Hari Di Abad Ini
Sabtu, 23 April 2022
Tulis Komentar
Naiknya harga kebutuhan sehari-hari mendominasi berita utama selama beberapa bulan terakhir. Menurut para ekonom fluktuasi harga pangan adalah norma pasar. Rata-rata warga negara menerima kenyataan ini.
Padahal, pasar membutuhkan harga untuk naik turun agar masalah kelebihan atau kekurangan produk dapat diatasi. Misalnya, ketika dumping terjadi kelebihan stok hanya bisa dijual dengan harga murah. Kebalikannya juga benar.
Ini adalah fungsi dasar dari konsep harga. Tapi, ketika kenaikan harga di atas level normal atau dengan kata sederhana harga naik berlebihan ini sulit diterima terutama pengguna berpenghasilan rendah.
Kecemasan konsumen atas apa yang terjadi hari ini benar-benar membumi karena akhir-akhir ini harga bahan baku dan kebutuhan sehari-hari mengalami peningkatan yang tidak biasa atau berlebihan dimana persentase kenaikan yang terjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
Dahulu, dengan uang Rp500 ribu rupiah dapat mengisi troli di supermarket.
namun berbeda hari ini. Dengan uang senilai Rp500 ribu rupiah hanya dapat mengisi satu keranjang. Pertanyaannya, mengapa hal ini bisa terjadi?
Sebenarnya masalah kenaikan harga barang-barang tersebut tidak hanya dialami oleh orang indonesia Tapi, isu kenaikan harga barang kini menjadi isu global. Menurut para ekonom apa yang terjadi saat ini terkait erat dengan tekanan inflasi yang terjadi karena beberapa faktor
Seperti kemacetan rantai pasokan, melonjaknya harga komoditas, masalah energi global, serta kekurangan tenaga kerja akibat merebaknya wabah Covid-19 selama dua tahun terakhir.
Tidak hanya itu ditambah dengan faktor dampak krisis yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang berdampak besar pada perekonomian dunia. Serangan terhadap Ukraina dan sanksi yang dijatuhkan oleh Barat terhadap Rusia sampai batas tertentu mempengaruhi beberapa bahan penting di pasar.
Adapun harga makanan dalam negeri sebagian besar faktor yang mempengaruhi kenaikan harga pangan disebabkan oleh efek musiman dan kekurangan staf. Harga produk segar seperti sayuran hijau dilaporkan telah melonjak lebih dari 200 persen sementara beberapa makanan pokok termasuk ayam dan telur juga lebih mahal.
Setelah harus menghadapi serangkaian pembatasan atau "lockdown" yang terus menerus akibat Covid-19 populasi dunia saat ini harus menghadapi masalah inflasi dampak epidemi terhadap ekonomi dunia. Hal ini diyakini terjadi karena perekonomian sedang dalam tahap awal proses pemulihan.
Inflasi
Inflasi adalah ukuran tingkat kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Jika terjadi inflasi yang mengakibatkan naiknya harga kebutuhan pokok akan berdampak negatif bagi masyarakat.
Inflasi melanda semua orang, tidak peduli kelompok apa. Namun, kelompok yang paling merasakan tentu saja mereka yang berpenghasilan rendah terutama ketika kenaikan upah yang diterima gagal mengikuti inflasi.
Atau dengan kata sederhana bahkan menerima kenaikan gaji tapi itu tidak masuk akal akibat kenaikan harga barang yang terlalu tinggi. Inflasi dapat terjadi di hampir semua produk atau jasa termasuk pengeluaran berdasarkan kebutuhan seperti perumahan, makanan perawatan medis, utilitas, kosmetik, mobil dan perhiasan.
Inflasi bisa menjadi perhatian karena itu menghasilkan uang yang dihemat hari ini kurang layak untuk besok. Inflasi juga akan menggerus daya beli konsumen.
Siapa yang Diuntungkan Dari Inflasi?
Pertanyaannya, apakah ada yang diuntungkan dari inflasi? Dari pengguna tentu mereka merasa lebih terbebani tapi bagi investor mereka bisa menikmati keuntungannya jika mereka memegang aset di pasar yang dipengaruhi oleh inflasi.
Misalnya, mereka yang berinvestasi di perusahaan energi dapat menikmati kenaikan harga saham jika harga energi naik. Beberapa perusahaan juga akan mendapat manfaat dari inflasi jika mereka dapat mengenakan biaya lebih untuk produk mereka sebagai akibat dari lonjakan permintaan barang-barang mereka.
Misalnya, jika ekonomi berkinerja baik dan permintaan perumahan yang tinggi perusahaan pengembang perumahan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi untuk menjual rumah.
Dengan kata lain, inflasi dapat memberi bisnis kekuatan harga dan meningkatkan margin keuntungan mereka. Jika margin keuntungan meningkat ini berarti harga yang dikenakan oleh perusahaan untuk produk mereka juga akan meningkat lebih cepat daripada kenaikan biaya produksi.
Tidak hanya itu, ada juga beberapa pemilik bisnis yang sengaja menahan pasokan dari memasuki pasar dan seterusnya memungkinkan mereka untuk menaikkan harga ke tingkat yang lebih tinggi dan terkadang tidak masuk akal.
Penyebab Naiknya Harga Barang
Pasca Pandemi Covid-19 tidak hanya menyebabkan guncangan ekonomi dunia
tetapi juga mengganggu rantai pasokan makanan selain berkontribusi pada masalah keterlambatan pengiriman.
Kekurangan tenaga kerja dan melonjaknya permintaan konsumen memperburuk masalah ini. Kurangnya pasokan barang ditambah dengan peningkatan biaya pengiriman menyebabkan harga barang juga naik. Ini bisa dilihat dari peningkatan besar yang terjadi dalam penyediaan makanan dan bahan bakar sejak beberapa bulan lalu.
Data terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) menunjukkan harga bensin naik 48 persen sedangkan harga energi naik 32 persen selama setahun terakhir. Menurut data yang sama harga kendaraan bekas diharapkan meningkat 35 persen untuk tahun ini sementara harga kendaraan baru juga meningkat sebesar 12,5 persen.
Gangguan Pasokan Makanan
Memproduksi barang adalah sebuah proses jadi jika terjadi gangguan atau kerusakan pada setiap tahap proses itu akan mempengaruhi seluruh proses. Juga terkait dengan penularan pandemi Covid-19 telah mengganggu rantai pasokan makanan.
Covid-19 telah berdampak pada semua segmen rantai pasokan makanan dan pada saat yang sama juga mempengaruhi proses produksi di pertanian, pengolahan makanan transportasi logistik serta permintaan akhir. Misalnya, banyak pabrik harus tutup karena "lockdown" dan penutupan ini mengganggu proses pengeluaran.
Konflik Rusia-Ukraina
Seperti diketahui, Tahun 2022 dunia sedang menghadapi krisis antara Rusia dan Ukraina di mana ketegangan antara kedua negara telah mencapai puncaknya ketika Rusia meluncurkan serangan skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari 2022 Tidak dapat disangkal bahwa perang ini meletus memang memiliki dampak besar pada populasi Ukraina.
Namun faktanya, Ukraina bukan satu-satunya yang merasakan dampaknya Bahkan, seluruh dunia juga terkena imbas dari krisis kedua negara ini terutama dari segi ekonomi.
Serangan ke Ukraina dan sanksi yang dijatuhkan oleh banyak negara terhadap Rusia sampai batas tertentu mempengaruhi harga barang-barang pokok di pasar.
Di antara bahan penting yang terpengaruh adalah sereal yaitu gandum dan jagung, gas alam, minyak serta logam. Kedua negara ini adalah produsen terbesar produk tersebut jadi tidak heran bagaimana perang dapat menyebabkan harga barang naik.
Kesimpulannya
Kenaikan harga barang yang harus dihadapi penduduk dunia saat ini didorong oleh berbagai faktor. Pemerintah harus bijak dalam mengelola perekonomian negara untuk memastikan harga barang tidak terus naik dan pada gilirannya menambah beban rakyat.
Namun, menurut para ahli masalah gangguan rantai pasokan menjadi salah satu faktor utama ini tidak akan bertahan selamanya. Banyak ahli percaya inflasi yang terjadi karena gangguan rantai pasok akan menjadi lebih baik segera setelah masalah teratasi.
Belum ada Komentar untuk "Penyebab Naiknya Harga Kebutuhan Sehari - Hari Di Abad Ini"
Posting Komentar